Kamis, 02 April 2015

Makalah Demokrasi dan Islam

Demokrasi Indonesia dan Perspektif dalam Islam
MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS FIQH

                                                                                                                            
Disusun oleh:
-Muhammad Lutfiansyah (1148030151)
SOSIOLOGI D



FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI

2014-2015



Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat-Nya. Tak lupa sholawat serta salam kita curah limpahkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW kepada keluarganya, sahabatnya, dan semoga sampai kepada kita selaku umat-Nya hingga akhir zaman.
Akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Demokrasi Indonesia dan Perspektif dalam Islam”. Penyusunan makalah ini penulis dasarkan pada beberapa referensi buku dan internet yang telah dibaca. Diharapkan makalah ini selain untuk memenuhi tugas Fiqh  juga dapat memberikan wawasan baru terhadap pembacanya.
Walaupun demikian, penulis sangat sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan. Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih kepada yang telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.

Bandung, 31 Maret  2015



             Penulis










DAFTAR ISI
               
KATA PENGANTAR                                                                                                           i
DAFTAR ISI                                                                                                                          ii
BAB I PENDAHULUAN                                                                                                     1
BAB II PEMBAHASAN                                                                                                      2
2.1  Makna Demokrasi.                                                                                                2
2.2  Islam dan Demokrasi                                                                                            4
2.3  Pengaruh dalam Demokrasi Islam dan sikap Islam terhadap demokrasi  ...........5
BAB III PENUTUP                                                                                                               7
A.      Simpulan                                                                                                                 7
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                                        8






BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Sejak Orde Baru lengser pada 1998, demokrasi telah menjadi kosakata paling banyak diucapkan. Demokrasi telah menjadi kata kunci penting yang identik dengan perjuangan gerakan reformasi yang digulirkan oleh para tokoh reformasi dan kalangan mahasiswa. Tak ada reformasi tanpa demokrasi. Demikian sebaliknya, tak ada demokrasi tanpa reformasi.
Menjelang pemilu 1997 Indonesia telah diwarnai isu-isu penting seperti demokratisasi,marjinalisasi partai politik,lembaga perizinan bicara,dll. Isu-isu tersebut sangat esensial yang menunjukkan sejauh mana demokrasi di Indonesia.
Demokrasi memang menjadi sebuah kata yang paling diminati oleh siapa pun di dunia. Di tengah proses demokratisasi global,banyak kalangan ahli demokrasi diantaranya Larry Diamond,Juan J.Linze,Seymour Martin Lipset,menyimpulkan bahwa dunia Islam tidak memiliki prospek untuk menjadi demokratis serta tidak memiliki pengalaman demokrasi yang cukup andal.
Disisi lain umat Islam sering kebingungan dengan istilah demokrasi. Di saat yang sama,demokrasi bagi sebagian umat Islam sampai dengan hari ini masih belum bisa diterima secara utuh. Sebagian kalangan memang bisa menerima tanpa reserve, sementara yang lain justru bersikap ekstrem. Menolak bahkan mengharamkannya sama sekali
B.     Rumusan Masalah ?
1.       Apakah makna demokrasi secara umum maupun dalam perspektif Islam
2.       Bagaimana hubungan antara Islam dan Demokrasi?
3.       Pengaruh dan sikap Islam terhadap Demokrasi

C.    Tujuan Makalah
1.      Mengetahui makna demokrasi secara umum maupun dalam pandangan Islam
2.      Memahami hubungan antara Islam dan Demokrasi
3.      Mengetahui pengaruh dan sikap Islam terhadap Demokrasi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Makna Demokrasi
A.    Demokrasi (Umum)
Demokrasi berasal dari 2 kata dari bahasa Yunani yaitu Demos yang artinya rakyat dan Cratos yang artinya kekuasaan atau kedaulatan. Menurut Abraham Lincoln Demokrasi itu adalah sebuah sistem pemerintahan dari rakyat,oleh rakyat,dan untuk rakyat. Jadi demokrasi itu adalah suatu sistem pemerintahan yang bertumpu pada rakyat,dilakukan secara langsung oleh rakyat atau melalui para wakil mereka melalui mekanisme pemilihan yang berlangsung secara bebas.
 Dalam sejarahnya,demokrasi sering bersanding dengan kebebasan (freedom). Namun demikian,demokrasi dan kebebasan tidaklah identik. Demokrasi merupakan sebuah kumpulan ide dan prinsip tentang kebebasan,bahkan juga mengandung sejumlah praktik dan prosedur menggapai kebebasan yang terbentuk melalui perjalanan sejarah yang panjang dan berliku. Secara singkat,demokrasi merupakan bentuk institusionalisasi dari kebebasan.
Sejalan dengan perkembangannya,demokrasi mengalami pemaknaan yang berkembang di kalangan para ahli. Menurut Joseph A. Schmitter,demokrasi adalah suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik dimana setiap individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas perjuangan rakyat. Dapat disimpulkan bahwa hakikat demokrasi adalah sebuah proses bernegara yang bertumpu pada peran utama rakyat sebagai pemegang tertinggi kedaulatan.[1]
B.     Demokrasi (Islam)
Demokrasi Islam adalah ideologi politik yang bertujuan untuk menerapkan prinsip-prinsip agama Islam ke dalam kebijakan publik. Sebenarnya, istilah demokrasi-islam merupakan istilah yang mengalami Kontradiksi-terminis. Sebab demokrasi islam terdiri dari 2 istilah yang mewakili 2 konsep yang asing antara satu sama lain. Islam dan Demokrasi memiliki pengertian dimana pandangan antara keduanya berbeda.
C.    Kondisi Sosial dan Politik Demokrasi
Kondisi beragam yang dihadapi masyarakat menyebabkan sistem demokrasi diadopsi oleh banyak negara. Berkembangnya teori demokrasi berawal dari sejarah Yunani kuno. Pada waktu itu, banyak terjadi peristiwa dan kesempatan yang memberi ruang besar bagi rezim demokrasi untuk berkembang di Yunani. Dari sebuah teori dengan struktur sistem dan kepercayaan yang sangat sederhana, demokrasi kemudian mulai dikenal banyak orang. Seiring dengan perkembangan zaman, sedikit demi sedikit demokrasi mulai dipelajari,direkonstruksi,dan dikembangkan pada generasi-generasi berikutnya.
Pendekatan sejarah menunjukkan betapa kesuksesan demokrasi dimulai dengan revolusi dan dikembangkan oleh evolusi,dan kini demokrasi telah mencapai masa matangnya dan akan tetap demikian. Leislie Lipson memberikan bukti konkret bahwa demokrasi akan selalu eksis dengan segala kelebihan yang dimilikinya. Akan tetapi,apabila tidak didukung oleh kekuatan stabilitas pendidikan yang mantap,usaha ini tidak akan berhasil.[2]
Yang jelas, Demokrasi tidak dapat diciptakan dalam sekejap, tetapi ini akan berproses dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun demikian,kran-kran demokrasi seharusnya dibuka secara secukupnya oleh pemerintah sehingga tidak menyumbat arus yang semakin kuat yang mungkin kalau tidak tersalurkan justru akan menjebol saluran yang ada.[3]
Demokrasi juga mempengaruhi pembangunan politik. Salahsatu pandangan mengenai konsep pembangunan politik adalah berhubungan dengan penguatan nilai-nilai dan praktek-praktek bagi dasar demokrasi,maupun dengan kemajuan ke arah masyarakat yang demokratis. [4]
2.2  Islam dan Demokrasi
Di tengah proses demokratisasi global,banyak kalangan ahli demokrasi diantaranya Larry Diamond,Juan J.Linze,Seymour Martin Lipset,menyimpulkan bahwa dunia Islam tidak memiliki prospek untuk menjadi demokratis serta tidak memiliki pengalaman demokrasi yang cukup andal. Hal senada juga dikemukakan oleh Samuel P.Huntington yang meragukan Islam dapat berjalan dengan prinsip-prinsip demokrasi yang secara kultural lahir di barat. Karena alasan inilah dunia Islam dipandang tidak menjadi bagian dari proses       gelombang demokratisasi dunia.
Kesimpulan yang didapat dari para ahli tampaknya tidak terbukti jika mencermati perjalanan demokrasi di Indonesia,negara muslim terbesar di Dunia. Beberapa kali pelaksanaan Pemilu secara langsung telah berlalu tanpa menimbulkan pertumpahan darah. Keberhasilan pelaksanaan Pemilu di Indonesia secara aman dan damai telah menjadi bukti di hadapan dunia bahwa demokrasi dapat dipraktikan di tengah-tengah masyarakat Muslim mayoritas.
Setidaknya terdapat tiga pandangan tentang Islam dan Demokrasi:
Pertama, Islam dan demokrasi adalah dua sistem politik yang berbeda. Islam tidak bisa di subordinatkan dengan demokrasi karena islam merupakan sistem politik yang mandiri.
Kedua, Islam berbeda dengan demokrasi. Jika demokrasi didefinisikan secara prosedural seperti dipahami dan dipraktikan di negara-negara barat. Kelompok kedua ini menyetujui adanya prinsip-prinsip demokrasi dalam Islam. Tetapi mengakui adanya perbedaan antara Islam dan Demokrasi.
Ketiga, Islam adalah sistem nilai yang membenarkan dan mendukung sistem politik demokrasi seperti yang dipraktikkan negara-negara maju. Islam di dalam dirinya demokratis tidak hanya karena prinsip syura (musyawarah), tetapi juga karena adanya konsep ijtihad dan ‘ijma (konsensus).
Penerimaan negara-negara Muslim (Dunia Islam) terhadap demokrasi sebagaimana yang dikemukakan oleh kelompok ketiga ini,tidak berarti bahwa demokrasi dapat tumbuh dan berkembang di negara Muslim secara otomatis. Bahkan yang terjadi adalah kebalikannya dimana negara-negara muslim justru merupakan negara yang tertinggal dalam berdemokrasi, sementara kehadiran rezim otoriter di sejumlah negara muslim pada umumnya menjadi kecenderungan yang dominan.[5]

2.3  Pengaruh dalam Demokrasi Islam dan sikap Islam terhadap demokrasi
A.    Faktor lambatnya pertumbuhan Demokrasi Islam
Terdapat beberapa argumen teoritis yang menjelaskan lambannya pertumbuhan dan perkembangan demokrasi di dunia Islam. Diantaranya:
Pertama, Pemahaman doktrinal menghambat praktik demokrasi. Hal ini disebabkan oleh kebanyakan kaum muslim yang cenderung memahami demokrasi sebagai sesuatu yang bertentangan dengan Islam.
Kedua, Persoalan kultur. Penerapan demokrasi pernah mengalami kegagalan karena warisan kultural masyarakat muslim sudah terbiasa dengan autokrasi dan ketaatan absolut kepada pemimpin.
Ketiga, Sifat alami demokrasi itu sendiri. Untuk membangun demokrasi diperlukan kesungguhan,kesabaran,dan waktu.
B.     Sikap Islam terhadap demokrasi
Umat Islam seringkali kebingungan dengan istilah demokrasi. Di saat yang sama, demokrasi bagi sebagian umat Islam sampai dengan hari ini masih belum bisa diterima secara bulat. Sebagian kalangan memang bisa menerima tanpa reserve, sementara yang lain justru bersikap ekstrem. Menolak bahkan mengharamkannya sama sekali. Tak sedikit sebenarnya yang tidak bersikap sebagaimana keduanya. Artinya,banyak yang tidak mau bersikap apapun. Kondisi ini dipicu dengan banyak dari kalangan umat islam sendiri yang kurang memahami bagaimana islam memandang demokrasi.Demokrasi tidak sepenuhnya bertentangan dengan islam,tetapi banyak prinsip dan konsep demokrasi yang sejalan dengan Islam. Tetapi demokrasi juga dianggap sebagai bentuk pemerintahan yang paling logis. Walaupun barangkali bukan satu-satunya yang terbaik. Demokrasi membuat pembangunan sebagai aspek potensi manusiawi melalui persamaan akses pada pendidikan dan peran serta aktif dalam semua aspek kehidupan sosial[6]
Dalam konteks demokrasi Indonesia,kesungguhan dan kesabaran dari kalangan elite nasional untuk membangun demokrasi di negeri ini dengan cara berpolitik santun,bersih dari unsur-unsur politik manipulatif serta berorientasi kesejahteraan rakyat. Bagi kalangan elite islam,kesungguhan dan kesbaran mereka diharapkan tercermin dalam sokongan mereka untuk menyerukan nilai-nilai islam seperti amanah dan shiddiq, menjadi sokongan praktik berdemokrasi di Indonesia,sembari bersabar dengan hal-hal negatif yang mungkin timbul dari sistem politik demokrasi.[7]














BAB III
PENUTUP

Simpulan
Demokrasi berasal dari 2 kata dari bahasa Yunani yaitu Demos yang artinya rakyat dan Cratos yang artinya kekuasaan atau kedaulatan. Menurut Abraham Lincoln Demokrasi itu adalah sebuah sistem pemerintahan dari rakyat,oleh rakyat,dan untuk rakyat. Sedangkan Demokrasi Islam adalah ideologi politik yang bertujuan untuk menerapkan prinsip-prinsip agama Islam ke dalam kebijakan publik.
Di tengah proses demokratisasi global,banyak kalangan ahli demokrasi diantaranya Larry Diamond,Juan J.Linze,Seymour Martin Lipset,menyimpulkan bahwa dunia Islam tidak memiliki prospek untuk menjadi demokratis serta tidak memiliki pengalaman demokrasi yang cukup andal. Kesimpulan yang didapat dari para ahli tampaknya tidak terbukti jika mencermati perjalanan demokrasi di Indonesia,negara muslim terbesar di Dunia. Beberapa kali pelaksanaan Pemilu secara langsung telah berlalu tanpa menimbulkan pertumpahan darah.
Umat Islam seringkali kebingungan dengan istilah demokrasi. Di saat yang sama, demokrasi bagi sebagian umat Islam sampai dengan hari ini masih belum bisa diterima secara bulat. Sebagian kalangan memang bisa menerima tanpa reserve, sementara yang lain justru bersikap ekstrem. Menolak bahkan mengharamkannya sama sekali.








DAFTAR PUSTAKA
A Ubaedillah & Abdul Razak. 2013. Pancasila,Demokrasi,HAM,dan Masyarakat Madani. Jakarta: Pranada Media Group
Aep Saepulloh & Tarsono. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Islam . Bandung: Batic Press.
Harjanto,Nicolaus Teguh Budi. 1997. Memajukan Demokrasi Mencegah Demokrasi: Sebuah wacana pembangunan politik: Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya
Hasan,Ismail. 1996. Membangun Masyarakat Dinamis,Demokratis,dan Berkeadilan: Yogyakarta: Ababil
Mufti,Muslim. 2012. Teori-teori Politik: Bandung: Pustaka Setia



[1] A. Ubaedillah dan Abdul Rozak. Pancasila,Demokrasi,HAM,dan Masyarakat madani. Prenada Media Group. Jakarta,66
[2]  Mufti,Muslim. 2012. Teori-teori Politik: Bandung: Pustaka Setia. 112
[3] Hasan,Ismail. 1996. Membangun Masyarakat Dinamis,Demokratis,dan Berkeadilan: Yogyakarta: Ababil. 82
[4] Harjanto,Nicolaus Teguh Budi. 1997. Memajukan Demokrasi Mencegah Demokrasi: Sebuah wacana pembangunan politik: Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. 109

[5] A Ubaedillah & Abdul Razak. 2013. Pancasila,Demokrasi,HAM,dan Masyarakat Madani. Jakarta: Pranada Media Group. 85

[6] Aep Saepulloh & Tarsono. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Islam . Bandung: Batic Press. 115
[7] A Ubaedillah & Abdul Razak. 2013. Pancasila,Demokrasi,HAM,dan Masyarakat Madani. Jakarta: Pranada Media Group. 88
  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar